Billiards

More than hobbies.

Predator

My Equipment.

Predator Chalk

My Cue Chalk.

Predator Ikon Cue

My Cue Stick.

Jumat, 18 Juli 2008

Selingkuh dimata wanita adalah wajar

Apakah selingkuh dimata wanita itu sah atau ini semua gambaran dari naiknya perekonomian rakyat kita di jaman krisis moneter ini, ataukah ini semua gara-gara PLN yang menyebabkan sering padamnya listrik dikota.



Ini terjadi ketika sorang IRT mengamuk di tempat kerja seorang wanita yang dianggap sebagai Wanita Idaman Lain (WIL) suaminya dengan menyiram air cuka ke wajah wanita.tersebut, bukan hanya sampai disitu saja ibu rumah tangga tersebut juga mencakar sekujur tubuh wanita tersebut.

Beruntung rekan rekan wanita tersebut dapat melerai dan mengamankan IRT tersebut, setelah menjalani pengobatan ke rumah sakit wanita tersebut melaporkan kejadian yang mengalaminya ke kepolisian.

Akhirnya terjadi upaya perdamaian antara mereka di kantor polisi, sang wanita mengakui hubungannya dengan si suami IRT tersebut. Alangkah terkejutnya lagi si wanita setelah pulang ke tempat tinggalnya mengetahui bahwa seluruh isi kamarnya seperti kapal pecah, TV hancur berantakan seluruh pakaian habis tercincang karena gunting.

Kemudian wanita tersebut melaporkan kembali IRT tersebut ke polisi, sang suami yang mengetahui kejadian tersebut kemudian mengambil langkah damai dengan siap mengganti kerugian wanita tersebut.

Hal yang janggal menurut saya adalah ketika di kantor polisi sang wanita mengatakan ”Sebelumnya hubungan saya dengan dia (suami IRT tersebut) baik baik saja, tidak ada gangguan.” Wanita tersebut menambahkan “Ini pasti ada orang ke Tiga yang memberitahu, dari mana dia tau tempat tinggal dan tempat kerja saya. Kita harus mencari tau orangnya.” yang kemudian diangguk setuju oleh rekan-rekannya.

Dari penuturan wanita tersebut apakah menurut dia berhubungan dengan suami orang lain jika tidak ada gangguan itu bisa dinyatakan Sah. Atau wanita tersebut tidak tau dimana letak salahnya dia sehingga si wanita yang saya rasa sudah salah malah mencari kesalahan pihak ketiga.

Ah bingung saya mikirin hidup di dunia ini! Mending pergi mincing dulu ah buat makan nanti malam. Sampai jumpa lagi ... Merdeka!


Rabu, 16 Juli 2008

Fenomena Pemilihan Walikota Palangkaraya

Saya tertegun melihat hasil Pemilihan Walikota Palangkaraya yang dimenangkan oleh pasangan nomor 4 yaitu Riban – Maryono, satu hal yang membuat saya salut bahwa sebenarnya pasangan ini jarang sekali melakukan kampanye besar besaran di media elektronik.

Berbeda dengan pasangan lainnya yang hampir setiap hari memenuhi space setiap surat kabar sehingga tidak ada lagi tempat bagi informasi/berita untuk disampaikan, setiap tingkah polah bak artis ibukota. Melakukan kunjungan-kunjungan yang biasanya dan untuk ke depan nya mungkin tidak akan dilakukan lagi, action disetiap moment dengan foto close up memandang ke kamera bukannya kepada orang yang disantuni sambil memberikan sumbangan seakan ingin mengatakan “Ini lo saya sedang memberikan sumbangan”



Mungkin karena itulah akhirnya para calon lain justru tidak mendapat simpatik dari masyarakat, masyarakat telah muak melihat poster besar di pinggir-pinggir jalan, di televisi, diradio dan disetiap peluang untuk menampilkan wajah mereka.

Belum lagi masyarakat yang mencari informasi untuk mengetahui calon pimpinannya disodorkan dengan title serta jabatannya masing-masing, “Si A adalah Ketua ini lho..”, “Si B Kepala ini lho..!”, “Si C Mantan Kepala dan Ketua ini lho..!” masyarakat semakin bosan.

Selama mereka menjabat saja tidak terlihat kemajuan yang berarti atau bahkan mungkin justru kemunduran yang terlihat, kalau kita mengambil bahasa iklannya minuman ringan yang kita pelesetkan “Siapapun Kepalanya, Minumnya Tetap Air Putih Saja!”

Dan pada hari “H” nya dimana pada saat masyarakat disodorkan pada gambar kelima pasangan serta sebuah paku untuk mencoblos didalam bilik yang telah disediakan, masyarakat justru memilih orang yang asing bagi mereka.

Inilah fenomena yang sedang marak akhir-akhir ini buka saja dalam pemilihan walikota palangkaraya, begitu juga dalam pilkada di daerah Sumatra misalnya.

Satu fenomena lain yang terjadi di Indonesia adalah masyarakat lebih memilih calon yang masih dibilang berusia muda, ini karena masyarakat bosan dengan calon-calon yang telah “berusia” yang menurut mereka lebih baik para calon tersebut memikirkan akhirat saja ketimbangan memikirkan duniawi ini.

Walaupun banyak sekali anggota masyarakat Palangkaraya yang memilih Abstain (Golongan Putih), dan juga banyak warga yang tidak mempunyai / kehilangan hak suara akan tetapi masyarakat tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Dan bagi para calon yang telah kalah tolong berlapang dada dan bersikap kesatria jangan mencari cara untuk menggagalkan kemenangan orang lain, dan memang kita ketahui Tidak Ada seorang politikus kita yang memang menjunjung demokrasi dan kecintaan akan Tanah Air Indonesia.


Untukmu Pelanggan Kalteng Pos

Asiknya menjadi 25 pelanggan Kalteng Pos yang masuk dalam daftar pemenang undian Untukmu Pelanggan Kalteng Pos, entah apakah hanya 25 orang ini saja yang mengikuti kuis di harian Kalteng Pos yang beroplah cukup besar ini.

Berawal dari bingung membaca berita yang isinya gak asik banget ditambah lagi dengan kosa kata yang banyak ngawur apalagi penulisan dalam Bahasa Inggris yang dibuat menjadi Indonesia banget, terlihat disudut mata pada rubrik pemenang Untukmu Pelanggan Kalteng Pos halaman 25 pada kata ”Bapak Nani” (Ini nama sebenarnya atau bukan sih ?? kalo emang bukan, Kalteng koq terasa kampung banget ya!).



Terpicu rasa ingin tau lebih dalam tentang nama salah satu pemenang ini, kemudian saya membaca semua nama pemenang.

Dan ternyata dari 110 pemenang yang dicari hanya terdapat 25 nama saja yang dibolak balik untuk mengisi ke semua ’pos’ kategori hadiah. (Otomatis dong ke 25 orang ini berhamburkan hadiah)

Coba kita pikirkan pada hadiah I mendapatkan uang tunai untuk 25 orang. Otomatis kan semuanya mendapatkan uang tunai!

Pada hadiah III dicari 25 orang pemenang untuk mendapatkan sebuah buku, otomatiskan 25 orang pelanggan ini mendapatkannya.

Kemudian pada hadiah IV dicari 50 orang pemenang untuk mendapatkan souvenir dari kalteng pos, otomatis ke 25 pelanggan ini mendapatkannya bahkan mereka mendapatkan masing-masing 2 buah.

Cuma pada hadiah ke II saja kayanya panitia terpaksa melakukan drawing untuk mendapatkan 10 pemenang.

Disini saya bukannya bermaksud mengukur besarnya nominal hadiah, karena menurut saya hadiahnya juga teramat kecil koq. (Tapi iklannya itu lo yang gede banget. He..he..he..he ...)

Bukan itu koq, dalam program untukmu pelanggan ini pastinya pihak penerbit mencoba untuk meningkatkan jumlah oplah pembelian. Nah dari data diatas dapat kita bayangkan atau kita simpulkan bahwa ”Apakah strategi yang digunakan penerbit itu bisa terealisasi?”

(Hasil dari membaca Kalteng Pos pada hari Rabu tanggal 16 Juli 2008, halaman 25 rubrik Society)